Saat ini, di abad yang katanya modern ini, adakah keluarga yang tidak punya kewajiban bulanan berupa cicilan ?
Kebanyakan rumah tangga punya kewajiban pengeluaran rutin yang namanya cicilan, mulai cicilan kepemilikan rumah, cicilan mobil, motor, perabotan rumah dan elektronik, bahkan gadget pun bisa dicicil. Nggak ketinggalan, cicilan bon di warung terdekat dan cicilan kartu kredit.
Banyak orang tertatih - tatih membayar berbagai cicilan. Apalagi jika cicilan bersifat konsumtif, yang dibeli berdasarkan gengsi dan gaya-gayaan. Sesungguhnya, ada beberapa saran untuk mengendalikan cicilan bulanan, diantaranya adalah :
Pertama, alasan berhutang. Sebelum ambil keputusan untuk berhutang, evaluasi dulu apakah itu kebutuhan atau keinginan , bisakah dibeli tunai atau sudah mendesak sehingga butuh / terpaksa dibeli dengan pinjaman. Bagi keluarga muda, pinjaman / kredit rumah tinggal adalah prioritas.
Kedua , jumlah cicilan setiap bulannya. Cicilan pinjaman usahakan
maksimal hanya 35% dari rata-rata pendapatan bulanan. Alokasi ini adalah jumlah total cicilan
pinjaman yang wajib ditunaikan tiap bulan.
Ketiga, dari semua cicilan / kredit, cicilan KPR sebaiknya maksimal 20% dari pendapatan per bulan , sedang 15% yang lain bisa dialokasikan untuk kredit yang lain, seperti kendaraan atau perabotan. Persoalannya, di daerah tertentu harga rumah sudah sedemikian mahal, sehingga pola ini cukup berat untuk diterapkan. Perlu kebijakan pemerintah untuk mengendalikan kenaikan harga rumah.
Ada utang kartu kredit? Jangan biasakan membayar utang kartu kredit dengan cicilan. Bunganya mencekik leher, kisarannya 3% - 4%, itu artinya 24% - 36% per tahun. Pastikan selalu
membayar lunas tagihan kartu kredit setidaknya sehari sebelum jatuh tempo pembayaran.
Ada lagi yang belum dibahas lebih lanjut..., yaitu cicilan masa depan, cicilan yang kita bayar sekarang tapi hasilnya akan kita nikmati di masa yang akan datang. Nantikan artikel berikutnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar