Minggu, 06 September 2015

Mencicil masa depan 2

Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang beban cicilan setiap bulan.

Kali ini masih juga berbicara tentang cicilan . tapi kali ini  sedikit berbeda. Kalau yang kemarin bicara tentang cicilan beli mobil, beli kursi atau  beli TV , yang mana mobilnya, kursinya atau tvnya sudah bisa kita nikmati dan dimanfaatkan kegunaanya di awal, kali pembicaraannya tentang cicilan yang belum dapat kita nikmati kecuali ketika kondisi 'kepepet yang cukup dahsyat' terjadi.

Berbicara tentang kondisi kepepet, ada banyak ukuran. Nggak punya duit buat ke bioskop, kepepet. Nggak punya punya duit buat beli gadget terbaru bisa disebut kepepet. Nggak punya duit buat ke salon, juga kepepet. Karena kasus kepepet diatas , ada orang yang akhirnya hobi pinjam uang temennya, hanya untuk mengatasi kepepet yang tadi. Jadi setiap bulan kondisinya kepepet terus, karena mesti bayar utang yang tak berkesudahan. Cukup memprihatinkan.

Ada juga kepepet level menengah, seperti butuh biaya benerin rumah, biaya masuk sekolah anak, biaya ke dokter gigi, biaya berobat jalan dan lain-lain. Biasanya, untuk mengatasi kondisi kepepet level ini, kita gunakan dana cadangan yang ada di rekening tabungan. Dalam kasus ini, kita biasanya punya persiapan memadai, meskipun kadang ndak cukup bila dananya terlalu besar. Solusi mudah adalah bon di kantor, atau pakai pinjaman tanpa agunan di bank (kalau masih dipercaya sama bank).

Ada lagi kepepet yang lebih besar. Setidaknya ada 3 'kepepet berat' bagi sebuah keluarga. Ketika sang penopang ekonomi keluarga mengalami tiga hal, pertama sakit berat sehingga tidak bisa produktif dalam jangka waktu lama, kedua sakit kronis /  cacat dan tidak bisa bekerja lagi selamanya, atau yang ketiga harus berpulang kepada Sang Pencipta saat anak-anak belum mampu untuk mandiri. Ini kondisi kekepet berat yang bisa saja terjadi pada siapa saja dan keluarga mana saja. Resikonya adalah kondisi ekonomi / keuangan keluarga akan mengalami guncangan, atau istilah keren-nya Financial Disaster.

Untuk mengurangi resiko ketika terjadi kondisi kepepet golongan ketiga tadi, ada beberapa hal yang bisa kita rencanakan dari sekarang. Memiliki simpanan berupa  tabungan atau asset dalam jumlah yang memadai adalah salah satu solusinya. Misalnya menabung secara rutin di bank, membeli properti atau asset yang selalu naik nilainya (tanah, rumah , ruko dan lain-lain). Selain itu, kita juga bisa beli reksadana, obligasi atau saham, namun yang terakhir ini perlu pengetahuan yang lumayan dibidang tersebut.

Namun, ada hal-hal yang juga mesti diperhitungkan atas beberapa cara diatas. Uang tabungan di bank sangat mudah diambil, sehingga kadang-kadang terpakai oleh 'kepepet golongan pertama'. Membeli property yang bagus butuh modal yang lumayan dan peluang tidak selalu tersedia, disamping itu meskipun kenaikan harga properti terbilang tinggi, tetapi properti termasuk aset yang tidak mudah ditunaikan dalam waktu cepat.

Ada cara lain sebagai solusi untuk berjaga-jaga menghadapi masa depan yang tidak pasti, masa depan yang kita harapkan dalam setiap do'a kita adalah masa yang  mulus tanpa ada hal-hal yang mengganggu, tapi potensi terjadinya financial disaster tetap tidak bisa kita anggap nihil begitu saja.

Untuk itu, mencicil masa depan tetap menjadi keharusan, baik untuk kehidupan di dunia maupun di kehidupan yang abadi nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar