Saya tidap paham betul kenapa muncul istilah ba'da, bodo atau lebaran. Kadang juga ada yang bilang ini hari kemenangan, menang karena kita telah berhasil mengalahkan nafsu dengan berpuasa selama 1 bulan penuh. Mungkin istilah ba'da muncul sebagai pernyataan bahwa kita habis berperang, mati-matian menahan hawa nafsu pada bulan Ramadhan.
Banyak istilah yang dipakai tentang lebaran ini, menurut data dari wikie ada beberapa yaitu :
Eid, Eid ul-Fitr Arab: عيد الفطر Disebut juga Idul Fitri, Hari Lebaran (Indonesia); Hari Raya Puasa, Hari Lebaran (Malaysia); Riyoyo, Ngaidul Fitri (Jawa); Boboran Siyam (Sunda); Shemai Eid (Bangladesh); Ramazan Bayramı (Turki)
Pada hari itu, Takbir dikumandangkan. Selain menunaikan Shalat Sunnah Idul Fitri, kaum muslimin juga harus membayar sebanyak 2 kilogram bahan pangan. Tujuan dari zakat fitrah sendiri adalah untuk memberi kebahagiaan pada kaum fakir miskin. Kemudian, Khutbah diberikan setelah Shalat Idul Fitri berlangsung, dan dilanjutkan dengan do'a. Setelah itu, kaum muslimin saling bermaaf-maafan.
Lha disini inilah masalahnya. Kalau mohon maaf sama Allah kita bisa lakukan dengan beristighfar dan diikuti dengan bertobat, Allah maha mengetahui apa kesalahan kita dan juga maha pengampun. Tetapi ketika kita harus mohon maaf dengan sesama manusia, rasanya kok jadi lebih sulit. Apa iya orang mau memaafkan kita begitu saja, padahal orang tersebut tidak tahu kejahatan dan dosa apa yang telah kita lakukan kepadanya?
Beberapa hari lalu di TVRI ada sebuah wawancara dengan pembicara seorang ustazd dari Departemen Agama RI. Disitu dikatakan bahwa perlunya kita beri'tikaf dan menginventarisasi dosa-dosa kita kepada sesama manusia, dan pada hari raya 'Idul fitri ini, kita cari orang tersebut dan meminta maaf atas dosa-dosa yang sudah kita lakukan.
Jika kita buat daftar tertulis yang mencatumkan dosa-dosa hablum minannas yang terjadi selama setahun terakhir, mungkin satu buku ukuran folio juga habis. Bisa saja daftar tersebut bisa kita selesaikan selama bulan ramadhan.
Persoalannya, apakah kita punya nyali untuk mengatakan kepada yangbersangkutan tentang segala kejahatan dan keburukan yang kita lakukan (memfitnah, bergunjing, mengolok-olok, berbohong bahkan berbuat curang terhadap teman, saudara, kolega dan rekan bisnis ?) bagaimana mungkin dia mau memaafkan kalau dia nggak tahu apa kesalahan yg kita lakukan ?
Kita juga tidak tahu, seandainya kita katakan apa adanya, apa yang akan terjadi ? Maaf, persahabatan dan persaudahaan atau justru sebaliknya, permusuhan ?
Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada hamba-Mu yang sedang bingung ini .......