Senin, 28 Desember 2009

Bagai kapuk yang beterbangan ditiup angin......

Baca berita di TV dan dengar di koran, rasanya sungguh miris.

Konon katanya....., kebebasan berpendapat adalah salah Hak Asasi Manusia, yang dilindungi undang-undang. Bila ada sesorang atau suatu lembaga menghalangi kebebasan orang lain atau lembaga lain untuk mengungkapkan pendapatnya, bisa kena pasal dia. Tapi......, siapa yang menjamin orang menggunakan hak kebebasan tersebut secara benar dan bertanggungjawab ?

Misalnya kalau seseorang menyampaikan sebuah pendapat, kemudian dipublikasikan melalui mass media atau buku, padahal kebenaran belum jelas, tapi isinya jelas-jelas merugikan atau mendiskreditkan orang lain , apa jadinya...?

Oke lah.... , ada hak jawab atau bisa terbitkan buku putih. Persoalanya, apakah semua orang yang membaca, mendengar dan mengetahui pendapat yang disampaikan pada awal tadi akan membaca, mendengar dan mengetahui hak jawab yang disampaikan ?

Tadi sempet baca koran, ada tulisannya mbak Hesma di Lampos, betapa disitu diceritakan tentang pengalaman pribadi mbak Hesma sewaktu "membeberkan dugaan korupsi" seorang pejabat daerah. Pada awalnya mbak Hesma merasa begitu gagah, merasa telah menjadi pahlawan bagi bangsa ini karena berhasil membongkar perkara korupsi, kemudian membeberkannya di media. Tetapi betapa kecut hatinya ketika sang pejabat mendatangi kantornya dengan membawa setumpuk dokumen dan data yang menyanggah semua tulisannya, disertai sebuah senyuman pahit dan ucapan prihatin seorang ayah, bahwa anak-anaknya menjadi tak berani keluar rumah karena ayahnya dituduh korupsi.

Setelah dokumen diteliti dan diamati, ternyata baru disadari bahwa tulisannya sungguh tidak akurat, keliru . Sempat dihitungnya pula, berapa orang yang sempat membaca tulisannya, mendengar cerita teman dan handai tolan tentang tulisannya, ternyata bisa puluhan bahkan ratusan ribu orang.

Segera dibuatnya tulisan koreksi, tetapi apakah semua orang yang puluhan bahkan ratusan ribu tadi sempat membaca dan mendengar tulisan koreksinya ??? siapa bisa menjamin ? sementara cap koruptor, cap anak dan istri koruptor terlanjur melekat pada si pejabat dan keluarganya.

Bisakah tulisan tadi menyampaikan koreksi dan membersihkan nama baiknya ? rasanya tidak. Siapa yang bisa mengumpulkan kembali semua serpihan kapuk yang kita tiup dan kemudian
beterbangan terbawa angin ?




Sabtu, 26 Desember 2009

Ngenet semakin murah........


Dulu, sekitar awal - awal tahun 2000an, ketika perusahaan masih berbaik hati membuka jaringannya buat ngenet, sempet juga membuat blog. Tapi semenjak perusahaan mulai mempersempit ruang gerak para netter dengan membuka jaringan hanya pas jam istirahat, maka ambisi untuk tampil di dunia maya menyusut drastis. Lha wong jaringan cuma dikasih buat chatting pake YM aja. Akhirnya gak pernah aktif lagi, blog jadi mangkrak gak pernah diisi, pada puncaknya password pun lupa. Nglokro, putus asa....... masak kalau mau nge-net harus merelakan jam makan siang ?

Tapi ternyata kita memang makhluk yang tak pernah kehilangan cara untuk memenuhi kebutuhan. Handphone pun dijadikan modem untuk bisa nge-net, meskipun biayanya muaaahallll banget.

Untung akhirnya muncul IM2 Broom Unlimited dengan 100rb per bulan. Tapi modemnya masih muahall juga waktu itu, beberapa temen (termasuk saya) nekat beli. Anehnya, sebulan kemudian harga modem langsung turun, lha...... gimana wis terlanjur dibeli, bisa ngutang lagi.

Ada lagi ternyata yang lebih murah, pakai Flexi modemnya cuma 275rb dan per bulan 50rb unlimited. wahhh...... lha wis kadhung beli IM2 , mau gimana lagi, kalau modem dijual jelas harganya bantingan........, remuuk.

Minggu, 20 Desember 2009

Belajar untuk tampil ke permukaan


Banyak orang merasa malu, nggak PD dan cenderung takut terkenal. Kalau bekerja lebih senang jadi orang kedua, karena merasa takut untuk jadi orang pertama. Mungkin saya termasuk dalam kelompok ini. Dari dulu sudah beberapa kali bikin blog, tapi takut nulis. Nggak percaya diri untuk menampilkan pikiran dan perasaan. Bahkan punya akun di Facebook aja gak pernah ditengok, apalagi update status.

Kadang terheran-heran melihat orang begitu suka mengekspose kehidupan pribadinya melalui website. Bahkan untuk hal-hal yang "memalukan" sekalipun.

Tapi ternyata, terlalu tertutup dan pemalu juga ndak bagus. Setelah melihat dan mempelajari orang - orang yang berhasil kehidupannya, ternyata mereka adalah orang-orang yang percaya diri, yakin akan potensi dan kelebihannya, serta mampu menunjukkannya didepan umum.

Pengennya, anak -anak saya mesti jadi orang yang percaya diri, bangga akan potensi dan kelebihannya. Bahkan jadi anak yang sedikit "nakal" sekalipun, kalau itu bisa membuat dia lebih percaya diri, saya rela.

Maka, waktu ada lomba mewarnai untuk anak - anak TK, dengan antusias saya dukung habis-habisan. Berangkat sekolah pun (TK nol besar), dilatih untuk berangkat sendiri, naik sepeda. Pulang baju kotor karena main lumpur di jalan ya ndak papa, yang penting PD. Amiin.

Ndak paham-paham nilai ekonomis internet

Herann dan bingung. Itu yang terjadi hampir selama 1 tahun. Bagaimana orang bisa pasang server gedhe-gedhe, bikin website dan lain sebagainya, biayanya? dapat duit dari mana semua itu ? siapa yang bayar ?

Lama memang untuk bisa paham. Kesadaran pertama, ternyata sebuah website mirip dengan sebuah majalah atawa koran, dimana orang bisa pasang iklan. Ya jelas kalau pasang iklan mesti bayar ..., lha disini lah orang bisa dapat fulus.

Kesadaran yang kedua, orang bisa nawarin jualan lewat internet, bayarnya lewat kartu kredit atau transfer. Soal barang dikirim beneran dan nyampe ditangan pembeli atau tidak, ya ndak tahu.

Ketiga, orang bisa maen tipu2 dan maen judi lewat internet. Ooo ..... banyak jalan juga ternyata.

Yang keempat, main saham dan main valas lewat internet, konon bisa membuat kita cepet kaya, tapi sekaligus bisa bangkrut mendadak. Sereem memang, tapi cukup menantang juga.

Kesadaran yang paling gress, ya lewat adsense, jadi publisher. Ini yang sedang dicoba untuk dipelajari, siapa bisa bantuuuu............ ?

Kamis, 17 Desember 2009

Keranjingan Warnet

Melanjutkan cerita sebelumnya yang berjudul Internet, pornografi dan seksualitas, saya ingin berbagi perjalanan hidup yang terkait dengan dunia internet. Itung-itung me-review kembali perjalanan panjang yang sampai saat ini mungkin masih penuh salah dan keliru.

Waktu itu, sempat juga selama beberapa bulan keranjingan ke warnet. Jadi setiap liburan yang dua bulan sekali itu, agenda utama adalah ke warnet. Acaranya ya cuma baca-baca situs koran dan majalah, tentu tak ketinggalan majalah - majalah "biru" terbitan luar, macam Penthouse, Playboy, de el el. Lha yaa to.., mumpung bisa liat, wong mau beli majalahnya yang sungguhan juga ndak tahu harus beli dimana....

Tapi lama-lama kok ya mikir juga, lha wong cuma mau liat gambar perempuan gak pake baju, telanjang, mbligung dan bugil kok ya mesti ngabis-abisin duit. Susah-susah kerja dua bulan, dapat duit cuma buat ngeliat foto gadis dan ABG telanjang, liat gambar orang ngeseks dengan berbagai cara dan gaya, mulai dari yang biasa-biasa saja sampai yang "nggilani". Seiring perjalanan waktu dan tumbuhnya kesadaran (hi-hi), kok ya rasanya agak membosankan juga. Habis itu ....... maless, dan jarang lagi ke warnet, paling-paling kalo lagi kangen sama koran SUARA MERDEKA saja baru ke warnet, wong mau beli korannya di Lampung juga ndak ada.

Akhirnya, sekitar tahun 2000 an, kantor kita yang ada di tengah hutan juga mulai pasang internet. Tujuan perusahaan sih untuk fasilitas kerja, yang konon datanya harus bisa link dengan seluruh jaringan perusahaan baik yang di Indonesia maupun yang diluar.

Tapi anehnya, yang terjadi adalah demam chatting dan browsing, bahkan sampai ada yang nginep di kantor cuma buat chatting. Lha gimana ndak keranjingan chatting, wong yang diajak chatting ya lawan jenis, yang kemayu dan menggoda iman. Gimana nggak menggoda iman kalau udah pada pasang web cam.

Akhirnya banyak kasus perselingkuhan terjadi gara - gara fasilitas ini. Tapi ada positifnya juga, beberapa orang sempat ketemu jodoh dari dunia chatting ini. Wahhhh....., besar juga jasa Yahoo Messenger. Mudah-mudahan yang ketemu jodoh lewat YM bisa langgeng, amiin.

Sekian dulu deh , besok dilanjutkan.