Jumat, 12 Februari 2016

Motivator Utama, Manager dan Partner

Membaca tulisan pak Tjiptadinata Effendi di kompasiana pada 3 Februari 2016 berjudul "Istri adalah Motivator Ulung bagi Suami", saya jadi ingat tulisa pak Imam Suyono di blog Jamil Azzaini.com berjudul "Istri adalah Manager dan Partner".

Saya jadi mikir, apakah saya sudah memperlakukan dan menghargai istri dengan tataran setinggi itu ? Dalam pikiran saya, motivator adalah para pembicara publik terkenal, seperti Mario Teguh, Jamil Azzaini, Ary Ginanjar atau Mery Riana, yang begitu dikagumi banyak orang. Sedangkan "Manager & Partner" adalah rekan kerja di kantor, yang kadang kepada mereka kita harus begitu hati-hati, toleran dan menjaga perasaan.

Sesungguhnya, siapakah Motivator Utama, Manager dan Partner kita ?

Ternyata, sungguh tidak pantas kalau istri hanya dianggap sebagai operator rumah tangga, yang mengelola uang belanja, kebersihan rumah dan melayani kebutuhan suami, seperti pameo kuno tentang istri, yaitu sumur-dapur-kasur.

Sehebat apapun kita menyembunyikan persoalan yang kita hadapi di kantor atau diluar rumah, istri selalu punya naluri bahwa kita menyembunyikan sesuatu. Kadang kita nggak cerita ke istri karena nggak ingin istri terbebani, atau ..... justru sebenarnya kita nggak yakin bahwa istri mampu memberikan solusi. Padahal. mampu atau tidak mampu memberikan solusi, istri adalah orang menjadi tanggungan kita, dialah orang kedua yang paling menerima dampak atas persoalan dan kesulitan kita. Disinilah istri harus diperankan sebagai motivator utama.

Disadari bahwa istri bukan sekedar follower yang harus ikut apa kata suami, tapi istri harus terlibat dalam mengambil keputusan dalam langkah kehidupan. Karena dia lah orang terdekat yang kan menerima impact atas setiap keputusan suami, juga teman berdiskusi paling dekat, paling tahu dan memahami suami. Yang tentunya, insyaAllah tidak akan membocorkan rahasia dan kelemahan suaminya dihadapan orang lain. Maka sangat layak jika istri menjadi temen sharing utama bagi suami.

Ternyata, kadang kita lupa bahwa beban dan  tugas istri begitu berat, harus menjadi motivator /teman sharing utama bagi suami dan seluruh anggota keluarga, mencegah suami melakukan kemungkaran (korupdsi, curang dalam bisnis, dll), manager rumah tangga, mendidik anak-anak, menjaga nama baik dan martabat keluarga serta melayani kebutuhan suami. Istri adalah manager sekaligus partner.

Sungguh tidak pantas rasanya seorang suami menganggap remeh tugas istri. Bila ternyata,  istri belum sanggup menjalankan perannya seperti diatas, maka kewajiban suami sebagai imam dan kepala keluarga untuk mendidik dan memberinya teladan.

Orang-orang besar yang sukses dan terkenal, baik dalam bisnis maupun politik , ternyata punya istri yang handal, dan satu lagi, sangat menghormati dan menghargai istrinya.

Saya jadi berpikir, bahwa istri yang handal dan suami yang menghormati istri, adalah sebagian syarat untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan hidup.




istri adalah motivator ulung ,ketika saya dalam keterpurukan..Dan ia membuktikannya,,dengan ikhlas: tidak pernah menuntut ini dan itu tidak marah marah, melainkan melakukan sesuatu yang berguna menjadi sopir antar jemput anak anak sekolah selama hampir dua tahun.. mengumpulkan seluruh perhiasan yang dikumpulkan selama belasan tahun untuk dijual dan dijadikan modal padahal saya tidak pernah memintanya tidak pernah berkeluh kesah, apalagi sampai menyalahkan suami, sebagai penyebab lumpuhnya usaha kami berkat motivasi ,yang ditunjukkan dengan kerja keras, saya bangun kembali Bila seorang istri ,telah dengan ikhlas meninggalkan karirnya, membuang semua kesenangan pribadinya dan mau membanting tulang ,untuk menopang ,agar suami bisa bangkit kembali,, maka betapapun bebalnya seorang laki laki,mustahil akan tega menghianati wanita yang sudah menyerahkan seluruh hidup bagi dirinya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/istri-adalah-motivator-ulung-bagi-suami_56b15706f27e61f004206c36